KAYA TAPI MELARAT

Seorang Ibu pengemis
sedang berdiri di depan
pintu sebuah rumah
sederhana untuk
meminta sedekah.
“Minta sedekahnya
tuan?” kata Ibu
pengemis, sambil
menengadahkan
tangan.

“Kenapa Ibu ini minta di
rumah saya ini? Saya
kan bukan orang
kaya?” Kata pemilik
rumah.
“Saya tidak minta
banyak-banyak Tuan.
Seadanya saja. Tapi
kalau diberi banyak
saya juga mau.” Kata
Ibu pengemis.
“Kenapa Ibu tidak
minta di rumah besar
milik orang yang sangat
kaya itu?” Kata pemilik
rumah, sambil
menunjuk ke rumah
besar di seberang jalan.
“Saya tidak bisa
membedakan mana
orang yang kaya,
dengan orang yang
sangat kaya.” Kata Ibu,
dengan tangannya
tetap menengadah.
“Ibu kan bisa lihat kalau
rumah orang yang
sangat kaya itu lebih
besar dari rumahku ini.”
“Saya hanya meminta
sedekah kepada orang
yang punya rumah,
tanpa melihat seberapa
besar ukurannya.” Kata
Ibu itu.
“Orang yang rumahnya
lebih besar, berarti
pasti lebih kaya, Bu?”
“Apakah untuk
memberi sedekah perlu
rumah yang besar,
pak?”
“Tapi orang yang kaya,
pasti punya uang
banyak, Bu.” Kata
pemilik rumah, mulai
tidak suka dengan Ibu
pengemis itu.
“Kalau besar
pemberiannya sama,
bagi saya lebih baik
minta di sini, Pak.” Kata
Ibu, juga mulai bosan
dengan dialog ini.
“Saya tidak punya
uang, Bu.” Kata pemilik
rumah.
“Kalau begitu saya
minta nasinya, Pak?”
“Saya tidak punya nasi,
Bu.”
“Kalau begitu saya
minta baju bekasnya,
Pak.”
“Saya tidak punya baju
bekas, Bu.”
“Kalau begitu saya
minta rokoknya, Pak.”
“Saya tidak punya
rokok, Bu.”
“Kalau begitu Bapak
ikut saya saja
mengemis ketempat
orang sangat kaya itu,
kita kan sama-sama
melarat.” Kata Ibu
pengemis.
“????…

Comments

Popular posts from this blog

Keistimewaan bagi Para Penimba Ilmu di Bulan Ramadhan

Ingin Terus Dapat Pahala, Lakukan Hal Kecil Ini!

Pengertian Dan Sejarah Tahun Baru Hijriah, Serta Kemuliyaan Tahun Baru Hijriyah